Minggu, 02 Juli 2017

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

Diposting oleh Chairunissa Syafwinia N di 04.56


Psikologi Pendidikan

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

Pengertian  Anak Berkebutuhan Khusus

Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya  tanpa selalu menunjukan pada ketidakampuan mental, emosi atau fisik. Menurut Kanner, tokoh yang mengemukakan isilah autisme, bahwa anak autis adalah anak yang mengalamu outstanding fundamental disorder, sehingga tidak mampu melakukan interaksi dengan lingkungannya. Oleh sebab itu, anak autis bersifat menutup diri dan tidak peduli, serta tidak memperhatikan lingkungannya. Yang termasuk kedalam ABK adalah: 

·         Tunanetra (Gangguan Penglihatan)
·         Tunarungu (Gangguan Pendengaran)
·         Tunagrahita (Gangguan Mental)
·         Tunadaksa (Kelainan fisik)
·         Gangguan Perilaku
·         Anak berbakat (gifted)
·         Anak dengan gangguan kesehatan 

Istilah lain bagi anak kebutuhan khusus adalah Anak Luar Biasa, anak cacat dan Anak Dengan Kedisabilitas (ADK). Karena karakteristik dan hambatan yang di miliki,  ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya, bagi anak tunanetra memerulkan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille dan tunarungu berkomunasi menggunakan bahasa isyarat. Anak berkebutuhan khusus biasanya bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB) sesuai dengan kekhususannya masing-masing.

a)    SLB bagian A unuk tunanetra
b)    SLB bagian B untukrungu
c)    SLB bagian C untuk tunagrahita
d)   SLB bagian D untuk tunadaksa
e)    SLB bagian E untuk tunalaras
f)     SLB bagian G untuk cacat ganda 

Anak berkebutuhan khusus memerlukan pelayanan yang spesifik, berbeda dengan anak pada umumnya karena mengalami hambatan dalam belajar dan perkembangan baik permanen maupun temporer yang disebabkan oleh faktor lingkungan, faktor dalam diri anak sendiri atau kombinasi keduanya

Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus
1)      Gangguan Penglihatan (tunanetra) di klasifikasikan menjadi beberapa macam yaitu

a)      Berdasarkan gangguannya
·         Buta total adalah keadaan dimana kedua mata tidak berfungsi lagi sebagaimana mestinya
·         Buta sebagian adalah keadaan dimana salah satu mata dari seseorang tidak berfungsi lagi sebagaimana mestinya
·         Low Vision adalah keadaan yang terjadi pada penglihatan seseorang, dimana orang tersebut tidak dapat melihat wujud asli dari suatu benda melainkan hanya berupa bayangan yang kabur                    

b)      Berdasarkan waktu terjadinya waktu terjadinya ketunanetraan
·         Tunanetra sebelum dan sejak lahir
·         Tunanetra setelah lahir dan atau pada usia kecil
·         Tunanetra pada usia sekolah atau pada masa remaja
·         Tunanetra pada usia dewasa
·         Tunanetra dalam usia lanjut

c)      Berdasarkan kemampuan daya  penglihatan
·         Tunanetra ringan (defective vision/low vision) mereka yang memiliki hambatan dalam penglihatan akan tetapi masih dapat mengikuti program-program pendidikan
·         Tunanetra setengah berat (partially blind) mereka yang kehilangan sebagian daya penglihatan, hanya mampu mengikuti program pendidikan dengan kaca pembesar
·         Tunanetra berat (totally blind) mereka yang sama sekali tidak dapat melihat
d)     Berdasarkan pemeriksaan klinis
·         Tunanetra yang memiliki ketajaman penglihatan kurang dari 20/200
·         Tunanetra yang masih memiliki ketajaman penglihatan antara 20/70 sampai denhan 20/200
e)      Berdasarkan kelainan-kelainan pada mata
·         Myopi adalah penglihatan jarak dekat
·         Hyperopia adalah penglihatan jarak jauh
·         Astigmatisme adalah penyimpangan atau penglihatan kabur

2)      Gangguan pendengaran (tunarungu) diklasifikasikan menjadi beberapa macam yaitu:
a)      Berdasarkan tingkat keberfungsian telinga dalam mendengar bunyi
·         Ketunarungan ringan (kondisi seseorang masih dapat mendengar bunyi dengan intensitas 20-40 dB)
·         Keunarunguan sedang (kondisi seseorang masih dapat mendengar bunyi dengan intensitas 40-65 dB)
·         Ketunarungan berat (kondisi seseorang masih dapat mendengar bunyi dengan intensitas 95 dB atau lebih keras)
b)      Berdasarkan lokasi gangguannya menurut Easterbrooks
·         Conductive loss adalah ketunarunguan yang terjadi bila terdapat gangguan pada bagian luar atau tengah telinga yang menghambat dihantarnya gelombang bunyi ke dalam telinga
·         Sensorineural loss adalah ketunarunguan yang terjadi bila terdapat kerusakan pada bagian dalam telinga atau saraf auditer yang mengakibatkan terhambatnya pengiriman pesan bunyi otak
·         Central auditory processing disorder adalah gangguan pada sistem saraf pusat proses auditer mengakibatkan individu mengalami kesulitan memahami apa yang didengar meskipun tidak ada gangguan yang spesifik pada telinga individu tersebut

3)      Ganguan Mental rendah (tunagrahita) diklasifikasikan menjadi beberapa macam yaitu:
a)      Berdasarkan berat ringannya
·         Debil (ringan) mempunyai IQ antara kisaran 50 – 70
·         Imbesil (sedang) mempunyai IQ antara kisaran 30 – 50
·         Idiot (berat) mempunyai IQ dibawah rata-rata 30 kebawah
b)      Berdasarkan sosial psikologi
Terdapat 4 taraf kriteria psikometrik menurut skala intelegensi wechsler
·         Retardasi mental ringan, sesorang yang memiliki IQ antara 55-69
·         Retardasi mendal sedang, seseorang yang memiliki IQ antara 40-54
·         Retardasi mendal berat, seseorang yang memiliki IQ antara 20-39
·         Retardasi mendal sangat berat, seseorang yang memiliki IQ  < 20

0 komentar:

Posting Komentar

 

aesthetically pleasing Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos

>