Sabtu, 08 April 2017

Diposting oleh Chairunissa Syafwinia N di 21.35
Psikologi Pendidikan dan Ruang Lingkup

1) Selayang Pandang Psikologi Pendidikan

Pengertian 

Psikologi adalah studi ilmiah tentang perilaku dan proses mental. Psikologi pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan. 

Psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan. Sedangkan pendidikan adalah proses pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar. Dari batasan di atas terlihat adanya kaitan yang sangat kuat antara psikologi pendidikan dengan tindakan belajar. Karena itu, tidak mengherankan apabila beberapa ahli psikologi pendidikan menyebutkan bahwa lapangan utama studi psikologi pendidikan adalah soal belajar. Dengan kata lain, psikologi pendidikan memusatkan perhatian pada persoalan-persoalan yang berkenaan dengan proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan belajar.

Latar belakang historis
              Psikologi pendidikan didirikan oleh beberapa perintis bidang psikologi sebelum awal abad ke-20. Ada tiga perintis terkemuka, yaitu:

  • Wiliam James
William James (1842 -1910) memberikan serangkaian kuliah yang bertajuk “Talks to Teachers”, yang menegaskan pentingnya mempelajari proses belajar dan mengajar di kelas guna meningkatkan mutu pendidikan, dengan merekomendasikan mengajar pada titik yang sedikit lebih tinggi di atas tingkat pengetahuan dan pemahaman anak agar memperluas cakrawala pemikiran anak

  • John Dewey
John Dewey (1859 - 1952) adalah motor penggerak untuk mengaplikasikan psikologi tingkat praktis. Dewey menyampaikan banyak ide penting. Yang pertama, Dewey memberikan pandangan tentang  anak sebagai pembelajar aktif (active learner). Kedua, Dewey berteori bahwa pedidikan seharusnya difokuskan pada anak secara keseluruhan dan memperkuat kemampuan anak untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Ketiga, Dewey bergagasan bahwa semua anak berhak mendapat pendidikan yang selayaknya

  • E.L Thorndike
E.L Thorndike (1874 - 1949), memberi banyak perhatian pada penilaian dan pengukuran dan perbaikan dasar-dasar belajar secara ilmiah dan kemudian berpendapat bahwa pendidikan harus punya basis ilmiah dan harus berfokus pada pengukuran. Thorndike berpendapat bahwa salah satu tugas pendidikan di sekolah yang paling penting adalah menanamkan keahlian penalaran anak. 

Diversitas dan Psikologi Pendidikan Awal. Dua tokoh Amerika keturunan Afrika (Afrika-Amerika) adalah Mamie dan Kenneth Clark, yang melakukan riset tentang identitas dan konsep-diri anak-anak Afrika-Amerika. Pada tahun 1932, George Sanchrez (psikolog negara latin) melakukan riset tentang tes kecerdasan secara kultural telah dibiaskan dan merugikan anak-anak etnis minoritas

Leta Hollingworth, psikolog pendidikan yang diabaikan (karena perempuan) adalah orang pertama yang menggunakan istilah gifted untuk mendeskripsikan anak-anak yang ‘istimewa’

Tujuan Psikologi Pendidikan adalah sebagai sebuah ilmu memberikan pengetahuan riset yang dapat secara efektif diaplikasikan untuk situasi mengajar

2) Cara mengajar yang efektif
Hal ini membutuhkan 2 hal yang utama, yaitu:
  1. Pengetahuan dan Keahlian Profesional 
Guru yang efektif memiliki beberapa kriteria yaitu:
  • Penguasaan Materi pelajaran
Guru yang efektif harus berpengetahuan, fleksibel, dan memahami materi. Pengetahuan subjek bukan hanya mencakup fakta, istilah dan konsep umum. 

  • Strategi Pengajaran
Prinsip konstrukvisme adalah into dari filsafat pendidikan William James dan John Dewey. Konstrukvisme menekankan agar individu secara aktif menyusun dan membangun (to construct) pengetahuan dan pemahaman.

  • Penetapan Tujuan dan Keahlian Perencanaan Intruksional
Guru yang efektif harus menentukan tujuan pengajaran dan menyusun rencana untuk mencapai tujuan dan harus menyusun kriteria tertentu agar sukses dan menyusun rencana instruksional, mengorganisasikan pelajaran

  • Keahlian Manajemen Kelas
Guru yang efektif mampu menjaga agar kelas tetap aktif bersama dan mengorientasikan kelas ke tugas-tugas. Membangun dan mempertahankan lingkungan belajar yang kondusif.

  • Keahlian Motivasional
Guru yang efektif mempunyai strategi yang baik untuk memotivasi murid agar mau belajar, dan saat mereka bisa memilih sesuatu yang sesuai pada minatnya

  • Keahlian Komunikasi
Guru yang efektif memiliki keahlian dalam berbicara, mendengar, mengatasi hambatan komunikasi verbal, memahami komunikasi nonverbal dari murid dan mampu memecahkan konflik secara konstruktif. Mereka menggunakan keahlian komukasi yang baik saat mereka berbicara “dengan” murid, orang tua, administator, dan lainnya

  • Bekerja Secara Efektif dengan Murid dari Latar Belakang Kultural yang Berlainan
Di dunia yang saling berhubungan secara kultural ini, guru yang efektif harus mengetahui dan memahami anak dengan latar belakang kultural yang berbeda-beda, dan sensitif terhadap kebutuhan mereka serta mendorong murid untuk menjalin hubungan yang positif dengan murid yang berbeda

  • Keahlian Teknologi
Guru harus menguasai teknologi untuk pengajaran; standar dan isi kurikulum; penilaian efektivitas teknologi untuk pembelajaran; dan memandang anak sebagai pembelajar yang aktif dan konstruktif. Guru yang efektif mengembangkan keahlian teknologi dan mengintegrasikan komputer ke dalam proses pembelajaran di kelas.

      2.  Komitmen dan Motivasi

Menjadi guru yang efektif juga membutuhkan komitmen dan motivasi. Aspek ini mencakup sikap yang baik dan perhatian kepada murid. 


3) Riset Dalam Psikologi Pendidikan

Riset bisa menjadi sumber informasi berharga untuk memahami strategi mengajar. Riset memberikan informasi yang valid tentang cara terbaik untuk mengajar dapat membuat menjadi guru yang lebih baik. 

Pendekatan Riset Ilmiah
Riset ilmiah adalah riset objektif, sistematis, dan dapat diuji. Riset ilmiah mereduksi kemungkinan bahwa informasi didasarkan pada keyakinan, opini, dan perasaan personal. Riset ilmiah dilandaskan pada metode ilmiah, sebuah pendekatan yang dapat dipakai untuk menemukan informasi yang akurat. Pendekatan ini terdiri dari beberapa langkah: (1) merumuskan masalah, (2) mengumpulkan data, (3) menarik kesimpulan, (4) merevisi kesimpulan dan teori riset

Perumusan masalah adalah mengidentifikasikan masalah, menyusun teori, dan mengembangkan satu atau lebih hipotesis. Setelah periset merumuskan masalah, mereka biasanya menyusun teori dan hipotesis. Teori adalah seperangkat ide yang saling berkaitan dan koheren, yang berfungsi untuk menjelaskan dan membuat prediksi. Dengan teori seseorang kemudian merumuskan hipotesis, yakni asumsi dan prediksi spesifik yang dapat diuji untuk mengetahui apakah teori itu benar atau tidak. Langkah berikutnya adalah mengumpulkan informasi (data). Setelah data terkumpul, ahli psikologi pendidikan menggunakan prosedur statistik untuk memahami arti dari data kuantitatif, kemudian mereka menarik kesimpulan. Langkah terakhir dalam metode ilmiah adalah merevisi kesimpulan dan teori riset.

Metode Riset
Ada tiga metode dasar yang dipakai untuk mengumpulkan informasi dalam psikologi pendidikan, yaitu:

  1. Riset Deskriptif
Riset ini bertujuan mengamati dan mencatat perilaku. Namun, riset deskriptif tidak dengan sendirinya bisa membuktikan apa penyebab dari fenomena, tetapi bisa mengungkapkan informasi penting tentang perilaku dan sikap orang 

2) Observasi
Observasi ilmiah dilakukan dengan cara yang sistematis. Observasi membutuhkan pengetahuan tentang apa yang diamati, melakukan observasi dengan cara tidak mengandung bias, mencatat dan mengelompokkan apa yang dilihat secara akurat, dan menyampaikan hasil observasi secara efektif. Cara umum untuk mencatat observasi adalah menuliskannya, dengan menggunakan simbol atau ringkasan-ringkasan. Selain  itu, tape recorder, kamera video, lembaran pengkodean spesifik, cermin satu arah, dan komputer dipakai untuk menjadi observasi makin akurat

Observasi bisa dilakukan di labotarium atau lingkungan alam. Labotarium adalah setting terkontrol sebagai tempat memuat berbagai faktor dari dunia nyata. Dalam observasi alamiah (naturalistic) perilaku diamati di dunia riil. Ahli psikologi pendidikan melakukan observasi alamiah terhadap anak-anak di kelas, di museum, di lapangan bermain, di lingkungan, dan di tempat-tempat lainnya. Observasi partisipan adalah observasi di mana peneliti-pengamat terlibat aktif sebagai partisipan (peserta) dalam suatu aktivitas atau tempat tertentu. 

  • wawancara dan kuesioner
Ahli psikologi pendidikan menggunakan wawancara dan kuesioner (survei) untuk mencari tahu tentang pengalaman, keyakinan, dan perasaan guru dan murid. Wawancara biasanya dilakukan secara tatap muka, namun dapat juga dengan cara lain, seperti internet (video call) atau melalui telepon. Kuesioner biasanya diberikan kepada individu dalam bentuk tertulis. Tetapi bisa juga di sampaikan secara langsung,  melalui surat dan internet
  • Tes standar (standardized test)
Tes ini menilai sikap atau keahlian murid dalam domain yang berbeda-beda 
  • Studi Kasus
Studi kasus adalah kajian mendalam terhadap individu. Studi kasus sering dipakai ketika situasi yang unik dalam kehidupan seseorang (contoh: psikologis seseorang yang menderita penyakit yang langka)
  • Studi etnogarfik
Studi ini adalah deskripsi mendalam (in-depth) dan interpretasi terhadap perilaku dalam satu etnis atau kelompok kultural. 

Riset Korelasional. Tujuan riset korelasional adalah mendeskripsikan kekuatan hubungan antara dua atau lebih kejadian atau karakteristik.

Riset Eksperimental. Dengan riset ini ahli psikologi pendidikan bisa menentukan sebab-sebab perilaku. Eksperimen menggunakan paling tidak satu variabel independen (bebas) dan satu variable dependen (tergantung). Variabel Independen adalah faktor yang dimanipulasi, yang berpengaruh, faktor eksperimental. Label “independen” menunjukkan bahwa variabel ini bisa diubah terlepas faktor-faktor lain.
 Variable dependen (variabel tergantung) adalah faktor yang diukur dalam sebuah eksperimen. Variabel ini bisa berubah apabila variabel independen dimanipulasi, Label “dependen” menunjukkan bahwa nilai dari variabel ini tergantu pada yang dimanipulasi. Kelompok eksperimental adalah sebuah kelompok yang pengalamannya dimanipulasi. Kelompok kontrol adalah kelompok pembanding yang diperlakukan seperti kelompok eksperimental, kecuali dalam hal faktor yang dimanipulasi.

Prinsip pentingnya lainnya dari riset eksperimental adalah penetapan acak (random assignment): peneliti menentukan partisipan masuk ke kelompok eksperimental dan kelompok kontrol secara acak. 

Rentang Waktu Riset

  • Riset cross-sectional adalah mempelajari kelompok orang pada satu waktu. 
  • Riset longitudinal adalah mempelajari individu-individu yang sama selama periode waktu tertentu, biasanya beberapa tahun atau lebih 

Riset Evaluasi Program. Ini adalah riset yang didesain untuk membuat keputusan tentang efektivitas suatu program. Riset evaluasi program sering difokuskan pada lokasi atau tipe program tertentu

Riset Aksi. Riset ini dipakai untuk memecahkan problem kelas atau sekolah spesifik, memperbaiki strategi mengajar dan pendidikan, atau untuk membuat keputusan pada lokasi tertentu.

Guru-sebagai-Periset Konsep guru-sebagai-periset (juga disebut “guru-periset”) berarti bahwa para guru dapat melakukan studi sendiri untuk meningkatkan praktik mengajar mereka

Tantangan Riset


  • Etika
  • Gender
  • Etnis dan Kultur


0 komentar:

Posting Komentar

 

aesthetically pleasing Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos

>